Monday, April 8, 2013

askep ALL



BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Apa itu ALL? ALL (Acute Limpocytic Leucemia) adalah penyakit leukemia yang sering menyerang anak-anak umur 3-5 tahun dan selebihnya. Anak dengan kelainan kromosom seperti sindrom down memiliki  persentase 15%-25% lebih beresiko menderita penyakit ALL (Betz, Cecily L. 2002). Selain itu juga anak yang berkulit hitam lebih sedikit beresiko menderita ALL.
Anak dengan ALL, dapat diidentifikasi secara fisik selain adanya pemriksaan penunjang. Adanya petikie (ruam-ruam pada kulit penderita) akibat dari unsur trombosit telah terganti dengan sel blast. Selain itu juga penderita mengalami pembesaran organ seperti splenomegali, hepatomegali karna  itu penderita mengalami pembesaran pada perut. Kelaina nilah yang sering kali menyebabkan anak dengan ALL mengalami hambatan dalam menjalani tugas tumbuh kembang mereka.

1.2 TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dalam penulisan makalh ini adalah agar pembeca dapat mengidentifikasikan serta mengetahuin tentang Leukemia Limfositik akut (LLA/ALL). Seperti
1.      Mengetahui tanda dan gejala dari penyakit ini, sehingga dapat mengetahui dengan jelas serta menanggapi dengan cepat dan tepat.
2.      Mengetahui faktor resiko sehingga dapat menghindari penyakit ALL pada anak.
3.      Mengetahui bagaimana penyakit dapat berkembang dalam tubuh individu
4.      Mengetahui pemeriksaan fisik yang dapat diamati pada penderita ALL
5.      Mengetahui tentang pemeriksaan laboratorium/penunjang yang dapat dilakukan pada pasien dengan ALL
6.      Mengetahui diagnosa keperawatan, intervensi yang tepat dengan kasus ALL



1.3 MANFAAT PENULISAN
1.      Mahasiswa dapat mengetahui tentang tanda dan gejala penyakit, untuk dapat menanggapi dengan cepat dan tepat
2.      Mahasiswa dapat mengetahui faktor resiko sehingga dapat menhindari sebelum menderita penyakit tersebut
3.      Mahasiswa dapat mengetahui patofisiologi dari penyakit ALL
4.       Mahasiswa dapat mengetahui tentang pemeriksaan fisik pada pasien ALL
5.      Mahasiswa mengetahui  pemeriksaan fisik untuk mendukung diagnosa pada kasus ALL
6.      Mahsiswa dapat mengetahui diagnosa keperawatan, intervensi serta rasional yan tepat dengan kasus ALL














BAB II TINJAUAN TEORI

2.1 PENGERTIAN ALL (ACUTE LIMFOSITIC LEUKEMIA)
Acut limphosityc leukemia adalah proliferasi maligna / ganas limphoblast dalam sumsum tulang yang disebabkan oleh sel inti tunggal yang dapat bersifat sistemik. (Reeves & Lockart, 2002).
ALL adalah kanker jaringan yang menghasilkan sel darah putih (leukosit). Dihasilkan leukosit yang imatur atau abnormal dalam jumlah berlebihan, dan leukosit tersebut melakukan invasi keberbagai organ tubuh, invasi yang mengakibatkan splenomegali, hepatomegali, dll. Sel-sel leukemia berinfiltrasi ke dalam sumsum tulang, mengganti unsur-unsur sel yang normal.

2.2ETIOLOGI ALL(ACUTE LIMFOSITIC LEUKEMIA)
Penyebab dari Acute limfositic Leucemia (ALL) masih belum jelas, namun terdapat faktor predisposisi, yaitu:
1.      Faktor Eksogen
·         Sinar x, sinar radioaktif, radiasi ionisasi dari lingkungan kerja, pranatal, pengobatan kanker sebelumnya.
·         Bahan kimia : benzen, arsen, agen anti neoplastik, dll
·         Obat-obatan imunosupresif, obat karsinogenik seperti diethylstilbestrol
·         Virus, menyebabkan terjadinya perubahan kromosom.


2.      Faktor Endogen
·         Kongenital (kelainan kromosom seperti sindrom down)
·         Herediter (saudara kandung / kembar monozigot)


2.3 MANIFESTASI KLINIS / TANDA DAN GEJALA ALL
1.      Demam
2.      Keletihan
3.      Pucat
4.      Anoreksia
5.      Petikie / perdarahan
6.      Nyeri sendi dan tulang
7.      Nyeri abdomen yang tidak jelas
8.      Berat badan turun




























2.4              PATOFISIOLOGI

·         Faktor predisposisi
·         Faktor etiologi
·         Faktor pencetus
 


Mutasi somatik sel
Induk
 

      Hiperkatabolik                     Poliferasi sel muda
                                                      dalam sumsum
tulang
   katabolisme
                                                       sel leukemia              keluar ke darah             Infiltrasi
keringat malam                        (sel blast)                          perifer                  Organ RES
                                                                     Limpadenopati
leukositosis                                          inhibisi eritropiesis                              dan
(abnormal leukosit)                                                  normal                                  splenomegali
Mudah terinfeksi                     Anemia                       Trombositopenia
-          Perdarahan gusi
·         Sore throat
·         Malaise                                                          -      Mudah memar
·         Demam
                                                                                          





2.5 KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi pada anak=anak yang menderita ALL (Acute Limpocitic Leucemia), yaitu:
1.      Kematian mungkin bisa terjadi karena infeksi atau perdarahan yang tidak terkontrol.
2.      Komplikasi yang paling sering terjadi adalah kegagalan leukemia untuk berespon terhadap kemoterapi.
3.      Pembesaran organ berakibatkan dari keluarnya sel darah putih kedarah perifer dan menumpuk di organ lain seperti splenomegali, hepatomegali, dll.

2.6 PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik untuk ALL (Acute Limfositic Leukemia), yaitu:
1.      Ditemukan splenomegali, hepatomegali,limfadenopati
Pembengkak kelenjar limpa (splenomegali) karena sel leukemia terkumpul dan menyebabkan pembengkakan, selain itu dapat terjadi juga pada organ lain.

2.      Nyeri tulang
Nyeri dada dapat menyebabkan kesulitan bernapas (dypsnea).

3.      Ekimosis
Bercak perdarahan yang kecil, lebih lebar dari petikie, pada kulitatau selaput lendir, membentuk bercak biru atau ungu, bulat atau ireguler.

4.      Perdarahan retina





2.7              PEMERIKSAAN LABORATORIUM DAN DIAGNOSTIK

1.      Pemeriksaan sumsum tulang (BMP/ Bone Marrow Punction)
-          Ditemukan sel blast (sel leukemia) yang berlebihan
-          Peningkatan protein

2.      Pemeriksaan darah tepi
-          Pansitopenia (anemia, trombositopenia)
-          Peningkatan asam urat serum
-          Peningkatan tembaga (Cu) serum
-          Peningkatan kadar  Zink (Zn)
-          Peningkatan leukosit dapat terjadi (20.000-200.000/µl) tetapi dalam bentuk sel blast/sel primitif

3.      Biopsi hati, limpa, ginjal, tulang untuk mengkaji keterlibatan infiltrasi sel kanker ke organ tersebut.

4.      Fotothorax untuk mengkaji keterlibatan mediastinum

5.      Sitogenik :
50 %-60% dari pasien ALL berupa:
·         Kelainan jumlah kromosom, seperti diploid (2n), haploid (2n-a), hiperploid (2n+a).
·         Bertambahnya atau hilangnya bagian kromosom (partial delection)
·         Terdapat marker kromosom, yaitu elemen yang secara morfologis bukan komponen normal dari bentuk yang sangat besar sampai yang sangat kecil.




2.8              PENATALAKSANAAN

1.      Kemoterapi
Pengobatan umunya terjadi secara bertahap, yaitu:
·         Tahap 1 (terapi induksi)
Untuk membunuh sebagian besar sel-sel leukemia di dalam darah dan sumsum tulang. Dilakukan selama 3-6 minggu. Dengan memberikan kemoterapi kombinasi yaitu daunorubisin, vincristin, prednison, dan asparaginase.
·         Tahap 2 (terapi konsolidasi/interfikasi)
Untuk mengeleminasi sel leukemia resudal untuk mencegah relaps dan juga timbul sel yang resisten terhadap obat. Dilakukan ± 2-3 minggu.
·         Tahap 3 (profikasi SSP)
Untuk mencegah kekambuhan SSP dan sering dikombinasikan dengan terapi radiasi.
·         Tahap 4 (pemeliharaan jangka panjang/ fase rumatan)
Untuk masa remisi, yang dilakukan selama beberapa tahun.
2.      Imunoterapi
Pemberian BCG atau dengan Corynae bacterium, agar terbentuk antribodi yang dapat memperkuat daya tahap tubuh.

3.      Transfusi darah
Biasanya diberikan jika kadar Hb kurang dari 6 gr/dL. Pada trombositopenia yang berat dan perdarahan masif, dan diberikan tranfusi trombosit dan bila terdapat tanda-tanda DIC dapat diberikan heparin.


2.9 DIAGNOSA KEPERAWATAN, INTERVENSI KEPERAWATAN DAN RASIONAL YANG SERING MUNCUL
DIAGNOSA KEPERAWATAN
INTERVENSI
RASIONAL
Intolerasi aktivitas b/d anemia ditandai dengan mudah lelah, malaise
Berikan dorongan untuk istirahat beberapa periode selama siang hari, terutama sebelum dan setelah latihan fisik

Tingkatkan jam tidur total pada malam hari

Atur kembali jadwal hari atau atur aktivitas untuk menghemat pemakaian energi
Selama istirahat, energi di hemat dan tingkat energi diperbaharui



Tidur membantu untuk memulihkan tingkat energi

Pengaturan kembali aktivitas dapat mengurangi kehilangan energi dan mengurangi stressor
Kerusakan integritas kulit b/d efek toksik kemoterapi ditandai dengan rambut rontok, kulit kering
Diskusikan potensial kerontokan rambut dan pertumbuhan kembali rambut bersama pasien dan keluarga

Gali potensi dampak kerontokan rambut pada citra tubuh, hubungan interpersonal dan seksualitas
Memberikan informasi sehingga pasien dan keluarganya dapat memulai untuk bersiap diri


Fasilitas koping
Resiko tinggi infeksi b/d penurunan sistem imun
Kaji pasien terhadap adanya infeksi





Laporkan perubahan dalam respiratori atau status mental
Tanda dan gejala infeksi mungkin berkurang pada hospes yang mengalami immunosupresi



Pengenalan dini infeksi dan pemberianterapi selanjutnya akan mengurangi morbilitas dan mortalitas yang berkaitan dengan infeksi

20.10LEUKOSIT (SEL DARAH PUTIH)

Leukosit berfungsi sebagai pertahanan tubuh melawan infeksi bakteri dan virus. Leukosit dibentuk di sumsum tulang, dan leukosit yang tua akan melakukan apoptosis yaitu menghancurkan diri sendiri menggunakan enzim endonukleolitik. Setelah hancur, sisa-sisa sel tersebut akan dimakan oleh leukosit yang lain yaitu makrofag yang bertugas membersihkan darah dari sisa-sisa sel hasil bunuh diri tersebut. 2 cara kematian dari dari leukosit, yaitu:
1.      Mati karna bertugas dalam membunuh benda asing atau mati tidak sengaja (pajanan bahan kimia). Leukosit yang mati tersebut akan langsung dimakan makrofag (fagositosis).
2.      Mati karna waktunya(snescent cell), akan melakukan apoptosis.
Leukosit hidup dalam waktu 4-5 hari dalam jaringan, leukosit normalnya dalam tubuh manusia 4.500-10.000 sel/ . Leukosit terdiri dari 2 jenis, yaitu:
1.      Leukosit bergranula (granulosit), jenis leukosit yang melepaskan bahan kimia beracun untuk membunuh mikroorganisme dan memediasi reaksi alergi (mengambil peran utama dalam infeksi). Granulosit ini dibentuk disumsum tulang,yang terdiri dari:
·         Neutrofil
Ciri-cirinya adalah plasma, selnya bersifat netral, inti sel berjumlah banyak. Berfungsi dalam pertahanan tubuh terhadap infeksi bakteri serta proses peradangan kecil lainnya. Mematikan 5-20 bakteri, sebelum mematikan bakteri akan terjadi peningkatan neutrofil dalam darah yang berlangsung secra akut (netrofilia).
·         Eosinofil
Ciri-cirinya adalah plasmanya bersifat asam, eosinofil juga bersifat fagosit dan jumlahnya akan meningkat jika tubuh terkena infeksi, fungsi eosinofil berhubungan dengan infeksi parasit, peradangan, reaksi alergi, dan reaksi obat.
·         Basofil
Ciri-cirinya adalah plasmanya bersifat basa, bersifat fagosit, selain itu basofil mengandung zat kimia anti penggumpalan yaitu heparin. Basofil bertanggung jawab untuk memberikan reaksi alergidan antigen dengan jalan mengeluarkan histamin kimia yang menyebabkan peradangan.
2.      Leukosit tidak bergranula (agranulosit), jenis dari agranulosit adalah:
·         Limfosit, tidak bergerak dan berinti satu, berfungsi untuk membentuk antibodi. Limfosit awalnya dibentuk di sumsum tulangdan hati (pada fetus). Jika limfosit berpindah dan matang di timus maka disebut sel T, sedangkan yang tetap di sumsum tulang disebut sel B.
o   Sel B, membentuk antibodi yang mengikat patogen lalu menghancurkannya (tetapi setelah adanya serangan, beberapa sel B akan mempertahankan kemampuan dalam menghasilkan antibodi sebagai layanan sistem memori. Dapat disebut juga sebagai imunitas humoral suatu proses yang membutukan adanya imunoglobulin,
o   Sel T, respon imun seluler-respon yang memerlukan adanya sel-sel yang hidup berbeda dengan respon humoral yang bergantung pada imunoglobulin yang bersirkulasi. Dapat mengatur aktiviats sel T dan sel B, sel T menghasilkan beberapa faktor (limfokin) yang mempengaruhi kegiatan makrofag.












BAB III PEMBAHASAN KASUS

3.1 GAMBARAN KASUS
An. B masuk ke R.S AA dengan keluhan nyeri dada, perut, lemas, dan mengalami kelemahan pada kaki, dibawa ke R.S AA untuk menjalani kemoterapi setelah di diagnosa ALL, sebelumnya An. B telah dirawat dan menjalani pengobatan di R.S T. Sebelum didiagnosa ALL, saat umurnya 2 bulan An. B mengalami kelumpuhan sehingga diperkirakan menderita polio. Setelah menjalani berbagai pengobatan An. B tetap saja tidak sembuh, lalu menjalani pemeriksaan selanjutnya dan dapat di ketahui An. B menderita ALL. Sekarang An. B telah menjalani kemoterapi yang ketiga, dan telah ditranfusi leukosit 23 kantong dan eritrosit 7 kantong. Riwayat penyakit An. B sekarang adalah tidak mengalami nyeri perut, dan dada, namun kelemahan ekstermitas bawah (+), kifosis (+), dan memiliki napsu makan yang sedikit. Keadaan umum pasien adalah HR:84/i, T: 36,5ºC,P: 45/i, kesadaran compos mentis.



3.2.2 ALASAN MASUK RUMAH SAKIT
Klien mengatakan pasien menglami demam dan tidak dapat berjalan, lalu dibawa dan dirawat di R.S Tembilahan. Dirujuk ke RSUD Arifin Ahmaduntuk menjalani kemoterapi setelah didiagnosa ALL.

3.2.3 KELUHAN UTAMA
Pasie tidak dapat berjalan sesuai dengan tingkat tumbuh kembang karena kakinya mengalami pengecilan, dan punggung membungkuk. Pasien juga terlihat malu ketika diajak berbicara oleh oranglain.
3.2.4 RIWAYAT KESEHATAN SEBELUMNYA
Pada umur 2 bulan, pasien mengalami kelumpuhan, selalu melakukan konsul, dan diperkirakan polio karena kaki pasien mengalami pengecilan.

3.2.5RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
 



                                                                                                                              : Wanita
                                                                                                                              : Pria
                                                                                                                              : Pasien
3.2.6PEMERIKSAAN FISIK
·         Tanda-tanda Vital
TD    : -                                                                            Suhu               : 36,5ºC
Nadi                                                                                : 84/i   Pernapasan      : 45/i
·         Tinggi Badan : -
·         Berat Badan       : 15 kg

1.      Kepala
·         Rambut : panjang/pendek/tanpa rambut/ kotor/ mudah rontok/ gatal-gatal
Lain-lain : rambut pasien jarang-jarang, rontok, efek kemoterapi
Masalah keperawatan : gangguan citra tubuh

·         Mata : ikterik/ midriasi/ pakai kacamata/ contact lens/ gangguan penglihatan
Lain-lain : t.a.k
Masalah keperawatan: t.a.k

·         Hidung : perdarahan/ sinusitas/ gangguan penciuman/ malformasi/ terpasang NGT
Lain-lain : t.a.k
Masalah keperawatan : t.a.k

·         Mulut : kotor/ bau/ terpasang ETT/ gudel/ perdarahan/ lidah kotor/ gangguan pengecapan
Lain-lain : t.a.k
Masalah keperawatan : t.a.k


·         Gigi : gigi palsu/ kotor/ kawat gigi/ karies/ tidak ada gigi
Lain-lain : pasien tidak memiliki gigi (tidak sempurna)
Masalah keperawatan : ganguan pertumbuhan dan perkembangan
                                   Gangguan pemenuhan nutrisi

·         Telinga : perdarahan/ terpasang alat bantu dengar/ infeksi/ gangguan pendengaran
Lain-lain : t.a.k
Masalah keperawatan : t.a.k

2.      Leher : pembesaran KGB/ kaku kuduk/ terpasang trakeostomi/ JVP
Lain-lain : t.a.k
Masalah keperawatan : t.a.k

3.      Dada
·         Jantung
Inpeksi      : IC (iktus cordis) denyut tidak terlihat
Palpasi       : IC (iktus cordis) teraba
Perkusi      : batas jantung IC 3 (atas) dan IC 5 (bawah)
Auskultasi             : bunyi jantung normal
                  BJ 1 (katup trikuspidalis (intercosta IV-V))
                          (katup mitral (intercosata III))
                  BJ 2 (katup aorta (intercosta II kanan))
                          (katup pulmonal (intercosta II kiri))
Masalah keperawatan: t.a.k

·         Paru-paru
Inpeksi      : bentuk paru-paru simetris, jenis pernapasan normal, irama pernapasan normal, ada retraksi dinding dada
Palapasi     :
Perkusi      : resonansi
Auskultasi : tidak terdengar bunyi tambahan

4.      Tangan : luka/ utuh/ lecet/ sianosis/ capillary feril/ clubbing finger/ dingin/ fraktur/ edema
Lain-lain : t.a.k
Masalah keperawatan : t.a.k

5.      Abdomen
Inpeksi                          : perut pasien terlihat sedikit membuncit
Palpasi        : -
Perkusi      : -
Auskultasi   : -

6.      Genitalia : perdarahan/ terpasang kateter/ trauma/ malformasi/ menstruasi/ infeksi/dll
Lain-lain : t.a.k
Masalah keperawatan : t.a.k


7.      Kaki : fraktur/ edema/malformasi/ luka/infeksi/ keganasan/ sianosis/ dingin
Lain-lain : kaki klien mengalami pengecilan sehingga mengalami kesulitas berjalan
Masalah keperawatan : gangguan mobilitas fisik
                                   Gangguan tumbuh kembang

8.      Punggung : lordosis/kiposis/ skoliosis/ luka/ dekubitus/ infeksi
Lain-lain : pasien mengalami kiposis, jika duduk tulang belakang mengalami pembungkukan (kiposis)
Masalah keperawatan : perubahan bentuk tulang belakang
3.2.7 HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM DAN DIAGNOSTIK
Tanggal 3 januari 2013                                                              Nilai Normal
Hb       : 11,3 g/dL                                                            Hb : 11-16 g/dL (anak-anak)
Ht        : 32,6 %                                                                 Ht : 29-40%
Leu      : 7000/µl                                                                Leu            : 5.700-18.000 sel/
Trombosit : 333.860/µl                                           Trombosit : 150.000-450.000sel/
RBC    : 2,98 x /µl                                                       RBC    : 3,6 – 8 x  / µl
MCV   : 93,7 fL                                                                MCV   : 84-98 fL
MCH   : 31,3 pg/sel                                                           MCH   : 28-34 pg/sel
MCHC                                                                              : 33,4 g/dL            MCHC: 32-36 gr/dL

3.2.8 MEDIKASI/OBAT-OBATAN YANG DIBERIKAN SAAT INI
Ondon 3x 1cc (inj)                                          leucopurin 4x 7 strip (inj)

3.3 ANALISA DATA
DATA
              ETIOLOGI
MASALAH KEPERAWATAN
DS: klien mengatakan bahwa pasien sejak 2 bulan lumpuh dan sekarang sulit untuk berjalan, jika berjalan harus dibantu
DO: kaki pasien terlihat mengecil
Proses penyakit

Desakan leukosit pada sumsum tulang

Kelemahan ekstermitas bawah (2bulan)
 

Pengecilan tulang (2bln-3 thn)
 

Tidak mampu berjalan dalam tahap tumbuh kembang





Gangguan mobilitas fisik
Gangguan tumbuh kembang anak
DS: klien mengatakan pasien duduk membungkuk
DO: tampak klien memegang punggung pasien (anaknya) untuk duduk lurus

Proses penyakit

Menghambat perkembangan

Ketidakmampuan berjalan

Keseringan duduk/berbaring
Defisiensi/perubahan bentuk tulang belakang
DS:klien mengatakan pasien tidak memiliki gigi (tidak sempurna
DO: terlihat pasien hanya memiliki gigi bagian bawah
Keterlambatan tubuh kembang
 

Gigi hanya tumbuh dibagian bawah
 

Kesulitan mengunyah
Gangguan pemenuhan kebutuhan gizi
DS: klien mengatakan saat ini pasien tidak mengalami demam, atau nyeri perut dan dada, tetapi klien khawatir pasien akan mengalami lagi
DO: pasien telah segar dan wangi, serta sedang duduk menggambar
Proses penyakit

Sistem imun melemah

Mudah terinfeksi (jika tidak menjaga diri dari resiko infeksi)











Resiko tinggi infeksi
DS: klien mengatakan pasien telah menjalani 3 kali kemoterapi
DO: terlihat rambut pasien yang jarang-jarang, namun kulit pasien belum terlihat seperti kebakar.
Perkembangan penyakit

Melakukan terapi (kemoterapi)
 

Efek (kemoterapi)

Rambut rontok (akibatnya rambut jarang-jarang)


Gangguan citra tubuh


3.4  DIAGNOSA KEPERAWATAN, INTERVENSI DAN RASIONAL

DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN/SASARAN
INTERVENSI
RASIONAL
Gangguan mobilitas fisik b/d kelemahan ekstermitas bawah
Dalam waktu 1x24 jam pasien dapat melakukan latihan berjalan dengan bantuan orangtua
Penkes kepada klien tentang pentingnya latihan berjalan


Pantau perkembanagan kemampuan berjalan pasien
agar klien mengetahui bahwa latihan berjalan dapat membantu menyembuhkan keluhan pasien
agar mengetahui perkembangan tumbuh kembang anak
Gangguan tumbuh kembang anak b/d  ketidakmampuan berjalan
Dalam waktu 2x24 jam masalah tumbuh kembang mulai teratasi

Kriteria hasil:
1.      Pasien mampu berjalan lebih baik walupun dengan bantuan
2.      Pasien dapat melakukan tugas perkembangan lainnya sedikit demi sedikit
Penkes kepada klien tentang tugas tumbuh kembang anak usia 3 tahun
Klien mengetahui tugas tumbuh kembang anak usia 3 tahun dan mulai ikutserta mengatasi masalh perkembangan pasien
Gangguan pemenuhan nutrisi b/d keterlambatan tumbuh kembang
Dalam waktu 1x24 jam pemenuhan nutrisi pasien teratasi
Kriteria hasil:
1.      Pasien dapat memenuhi kebutuhan nutrisi walaupun dengan keterlambatan pertumbuahan gigi
Pantau jenis makanan yang di makan klien


Penkes tentang makanan yang sesuai dengan masalah keterlambatan tumbuh kembang
Mengetahui untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dengan cara berfikir kritis
Klien mengerti tentang pentingnya pemenuhan nutrisi walaupun dengan keterlambatan tumbuh kembang
Resiko tinggi infeksi b/d penurunan sistem imun
Selama pasien menjalani perawatan di R.S tidak mengalami infeksi

Pantau kebersihan diri (personal hyigene) dan perilaku pasien
Menghidari menyebab dan penyebaran infeksi di sekitar pasien
Perubahan bentuk tulang belakang b/d keseringan duduk (tidak bisa berjalan)
Dalam waktu 1 x24 jam klien mengetahui cara untuk membantu mengatasi perubahan bentuk tulang belakang

Penkes tentang cara-cara yang tepat untuk mengatasi perubahan bentuk tulang belakang
Klien mengetahui dan mempraktekkan cara mengatasi perubahan bentuk tulang belakang
Gangguan citra tubuh b/d efek kemoterapi
Dalam waktu 1x 24 jam, klien mampu  menerima dan mengetahuiefek kemoterapi
Diskusikan potensial kerontokan rambut bersama keluarga
Mmemberikan informasi agar keluarga dapat menerima

3.5  EVALUASI (CATATAN PERKEMBANGAN)

TANGGAL
DIAGNOSA KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI
EVALUASI (SOAP)
TANDA TANGAN
09/01/2013



















10/01/2013



























11/01/2013




















12/01/2013
Gangguan mobilitas fisik b/d kelemahan ekstermitas bawah
Memberikan penkes tentang cara-cara dan pentingnya latihan berjalan. Seperti: pasien berjalan dengan bantuan orangtu (dipegang).





Pantau perkembangan cara berjalan pasien




Penkes tentang cara berjalan yang lain seperti berjalan dengan memegang benda-benda terdekat walaupun tetap dengan bantuan orangtua

Pantau perkembangan berjalan pasien











Pantau perkembangan berjalan pasien








S: klien mengatakan akan mencoba  saran tersebut
O: klien tampak mengangguk, dan tersenyum
A: gangguan mobilitas fisik mulai teratasi
P: dilanjutkan keintervensi selanjutnya

S: pasien mengatakan pasien sudah mulai sedikit bisa berjalan walaupun tertatih-tatih
O: pasien terlihat sedang latihan berjalan dengan bantuan ayahn ya
A: masalah berjalan teratasi sebagian
P: dilanjutkan ke implementasi selanjutnya

S: klien mengatakan akan segera mencobanya
O: klien mengangguk-angguk
A: masalah perkembangan tumkem anak mulai teratasi
P: di;lanjutkan dengan intervensi selanjutnya

S: klien mengatakan pasien berjalan dibantu orang tua dengan memegang standart infus
O: terlihat pasien berdiri dibantu orangtuanya dengan memegang standart infus
A: masalah tumkem teratasi sebagian
P: dilanjutkan keperencanaan selanjutnya

S: klien mengatakan perkembangan berjalan seperti biasanya
O: klien hanya tersenyum
A : masalah perkembangan teratasi sebagian

P: dilanjutkan ke intervensi selanjutnya

09/01/2013
Gangguan tumbuh kembang b/d ketidakmampuan berjalan
Penkes mengenai tentang tugas tumbuh kembang anak 3 tahun
S: klien mengatakan mengerti
O: klien tampak mengerti
A: penkes mengenai tumkem anak 3 tahun teratasi
P: -

09/01/2013













10/01/2013






Gangguan pemenuhan nutrisi b/d keterlambatan tumkem
Memantau dan memberikan saran kepada klien untuk memberi makanan yang sesuai dengan anak yang memiliki gigi yang tidak sempurna seperti memakan-makanan yang lunak.

Memberikan penkes tentang makanan yang sesuai dengan pasien seperti nasi yang di lunakkan, dengan lauk, sayur yang dikecilkan potongannya karena sayur sangatb dibutuhkan pada anak yang menjalani kemoterapi
S: klien mengatakan pasien tidak menyukai bubur
O: tampak klien menggeleng kepala
A: masalah belum teratasi
P: ;lanjutkan dengan intervensi selanjutnya






S: klien mengatakan akan mencoba saran tersebut
O: terlihat pasien mengangguk-angguk dan tersenyum
A: masalah pemenuhan nutrisi teratasi
P: -

09/01/2013










10/01/2013








11/01/2013











12/01/2013
Resiko tinggi infeksi b/d penurunann sistem imun
Memantau personal hyigene pasien








Memberitahukan tentang penggunaan masker





Memantau penggunakan masker terutama saat pasien berjalan keluar ruangan






Memantau penggunaan masker dan personal hyigene pasien
S: klien mengatakan pasien selalu mandi setiap hari
O: klien terlihat bersih, dan wangi diatas tempat tidur yang rapi
A: masalah teratasi sebagian
P: dilanjutkan dengan intervensi selanjutnya

S: klien mengatakan akan melakukannya
O: klien tampak mengangguk
A: masalah teratasi sebagian
P: dilanjutkan dengan intervensi selanjutnya

S: klien mengatakan pasien menggunakan masker walaupun sering tidak melakukannya
O: terlihat pasien menggunakan masker saat keluar ruangan
A: masalah teratasi sebagian
P: dilanjutkan dengan intervensi selanjutnya

S: klien mengatakan pasien telah mandi saat keluar ruangan sekarang pasien lebih sering menggunakan masker
O: pasien terlihat bersih dan wangi, di tempat tidur yang rapi
A: masalah pasien teratsi sebagian
P: dilanjutkan ke intervensi  selanjutnya

09/01/2013
Perubahan bentuk tulang belakang b/d keseringan untuk duduk
Memberikan penkes mengenai cara-cara mengatasi perubahan bentuk tulang belakang seperti menyenderkan pasien di dinding saat duduk (menyanggah punggung agar tetap lurus
S: klien mengatakan akan mempraktekkannya
O: klien memegang punggung pasien
A: masalah penkes teratasi
P: -

09/01/2013
Gangguan citra tubuh b/d efek kemoterapi
Berdiskusi efek kemo kepada pasien agar menerima keadaan pasien nantinya
S: pasien menerima dan mengerti
O: tamapak apsien mengangguk dan tersenyum
A: masalah teratasi
P: dilanjutkan perencanaan kemoterapi selanjutnya









BAB IV PEMBAHASAN

Pada kasus ALL (Acute Limfositic Leukemia), pasien seharusnya mengalami berbagai tanda dan gejala. Namun pada kasus, saat ini pasien tidak mengalami beberapa tanda dan gejala tersebut, yaitu:
1.      Demam
Demam merupakan kompensasi tubuh terhadap adanya infeksi. Pada orang dengan ALL sel darah putih yang terbentuk adalah sel darah putih yang tidak normal (abnormal) sehingga tidak berfungsi semestinya. Akibatnya tubuh penderita rentan terkena infeksi virus/bakteri, bahkan dengan sendirinya akan menampakkan keluhan seperti adanya demam, keluar cairan putih dari hidung, dan batuk

2.      Keletihan, pucat
Keletihan dan pucat merupakan tanda-tanda dari anemia, selain itu juga penderita anemia bernapas cepat (sel darah merah dibawah normal menyebabkan  dalam tubuh kurang, akibatnya penderita bernapas cepat sebagai kompensasi kurangnya kebutuhan ).

3.      Nyeri abdomen yang tidak jelas, anoreksia dan penurunan berat badan
Sel leukemia dapat berkumpul pada organ ginjal, hadi dan empedu yang menyebabkan pembesaran pada organ-organ tubuh ini dan menimbulakn nyeri terutama saat ditekan.nyeri perut ini dapat menyebabkan berkurangnya napsu makan , sehingga berat badan menjadi menurun.

4.      Petikie / perdarahan
Ketika platelet (sel pembekuan darah) tidak tereproduksi dengan wajar karena  di dominasikan oleh sel darah putih yang abnormal, maka penderita akan mengalami perdarahan di jaringan kulit (banyaknya jentik-jentik merah lebar/kecil di jaringan kulit).



5.      Nyeri sendi dan tulang
Nyeri tulang diakibatkan oleh sumsum tulang (bone marrow) mendesak padat oleh sel darah putih.

6.      Ekimosis
Bercak perdarahan yang kecil, lebih lebar dari petikie, pada kulitatau selaput lendir, membentuk bercak biru atau ungu, bulat atau ireguler.

























BAB V PENUTUPAN

5.1 KESIMPULAN

ALL (Acute limfositic leukemia) yaitu salah satu bagian dari leukemia akut, bagian yang mengalami kelainan adalah limfosit (menghasilkan antibodi dan terdiri dari limfosit B dan T). Yang terjadi adalah keganasan atau poliferasi dari sel limosit menjadi sel leukemia yang menghasilkan sel darah putih yang imatur dan abnormal, serta melakukan invasi ke organ lainnya sehingga terjadi pembesaran organ seperti splenomegali, dll.
Manifestasi klinis yang mungkin dapat di lihat pada pasien dengan ALL, seperti petikie, demam, nyeri perut, anoreksia, pembesaran organ (perut) dll. Penyebab dari ALL ini belum dapat diketahui dengan jelas namun ada faktor resiko yang dapat memicu poliferasi dari sel darah putih, faktor eksogen, seperti obat-obatan, sinar X, virus, serta faktor endogen seperti kelainan kromosom.
Terdapat pemeriksaan laboratorium untuk menunujang diagnosa medis dari ALL adalah pemeriksaan daerah tepi, sumsum tulang, biopsi organ, sitogenik, dll. Selain itu juga dapat dilakukan  penatalaksanaan untuk memperbesar kemungkinan penderita untuk hidup dan menjalani tugas perkembangannya seperti kemoterapi, imunoterapi, dan tranfusi darah. Hal ini dilakukan sebelum timbulnya komplikasi seperti kematian, resisten terhadap obat kemoterapi, serta pembesaran organ lebih lanjut.


SARAN

Makalah ini dibuat agar mahasiswa dapat mengetahui lebih jelas tentang ALL (Acute Limfositic Leukemia). Sebelum mahasiswa menghadapi pasien dengan ALL, mahasiswa dapat mempersiapkan diri untuk lebih tahu lagi tentang All, bukan hanya pengertian, namun segala mengenai All tersebut. Sehingga dapat mengetahui asuhan keperawatan yang tepat dan sesuai untuk pasien ALL (Acute Limfositic Leukemia).





DAFTAR PUSTAKA

Betz,Cecily.L dan Linda .A. Sowden.2009.Buku Saku Keperawatan Pediatrik edisi 5.Jakarta:EGC
Brunner dan Suddart.1996.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Volume 1 edisi 8.Jakarta:EGC
Brunner dan Suddart.1996.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Volume 2 edisi 8.Jakarta:EGC
Reeves, Charlene J, dkk.2002.Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta:Salemba Medika.
Soeparman.1987.Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1.Jakarta:FKUI

No comments:

Post a Comment