3. NAMA-NAMA OBAT INSULIN
Pasien diabetes tipe 2, pada
permulaan pengobatan biasanya memakai satu jenis OAD, namun untuk lebih efektif
menurunkan glukosa darah, kadang diperlukan lebih dari satu macam OAD.
1. SULFONYLUREA
Sulfonylurea adalah tablet OAD yang
paling banyak dikenal dalam puluhan tahun terakhir ini. Untuk menurunkan
glukosa darah, obat ini merangsang sel beta dari pankreas untuk memproduksi
lebih banyak insulin. Jadi syarat pemakaian obat ini adalah apabila pankreas
masih baik untuk membentuk insulin, sehingga obat ini hanya bisa dipakai pada
diabetes tipe 2.
Kebanyakan
pasien diabetes mengenal obat golongan sulfonylurea ini, yaitu antara lain :
·
Chlorpropamide
·
Glibenclamide
atau Glyburide
Saat ini yang paling banyak dipakai
adalah glimepiride, glibenclamide, dan glipizide. Pemberian obat sulfonylurea
biasanya 15 sampai 30 menit sebelum makan.
Glibenclamide adalah OAD yang cukup kuat
menurunkan glukosa darah, pada dosis yang tinggi bisa menyebabkan hipoglikemia.
Obat ini di pasaran dikenal dengan nama dagang Daonil atau Euglucon, masih ada
lagi buatan lokal, seperti Glimel, Renabetic, Prodiamel, atau yang generik Glibenclamide
buatan Indo Farma.
Glimepiride diberikan satu kali
sehari, yang ada di pasaran bisa 1 mg, 2 mg, 3 mg, atau 4 mg. Obat ini aman
bagi penderita dengan komplikasi ginjal, karena tidak mengganggu absorpsi
maupun kerja obat. Obat orisinal adalah Amaryl, yang buatan lokal antara lain
Metrix, Gluvas, Amadiab, atau Glamarol.
Glipizide relatif lebih ringan dan
lebih jarang menimbulkan hipoglikemia, tinggal dalam peredaran darah hanya
beberapa jam, kecuali yang tipe XL, beredar dalam darah sampai 24 jam. Contoh
yang orisinal adalah Minidiab atau Glucotrol dan Glucotrol XL, ada sediaan 5 mg
atau 10 mg.
Efek Samping
:
Sulfonylurea bisa menyebabkan
hipoglikemia, terutama bila dipakai dalam 3 – 4 bulan pertama pengobatan akibat
perubahan diet dan pasien mulai sadar berolahraga serta minum obat. Apabila ada
gangguan fungsi ginjal atau hati, dosis perlu diperhatikan karena lebih mudah
timbul hipoglikemia. Namun secara umum obat ini baik untuk menurunkan glukosa
darah.
Yang Harus Diperhatikan :
Semua usaha menurunkan glukosa darah diluar obat seperti
olahraga lebih dari biasanya, tidak makan atau makan terlalu sedikit, apabila
dilakukan bersamaan dengan minum sulfonylurea, mudah menyebabkan hipoglikemia.
Demikian bila menggunakan beberapa obat pilek decongestan,
atau alkohol, bisa menurunkan glukosa.
Sebaliknya pada pemakaian steroid, penyekat beta, niacin,
atau obat jerawat retin-A, dapat mengurangi efek obat sehingga glukosa tidak
mau turun.
Anda dianjurkan membuat pencatatan semua data obat yang
dipakai, semua copy resep dari semua dokter anda, serta catatan bila terjadi
kemungkinan efek samping obat.
2. BIGUANIDES
Obat biguanides memperbaiki kerja
insulin dalam tubuh, dengan cara mengurangi resistensi insulin.
Pada diabetes tipe 2, terjadi
pembentukan glukosa oleh hati yang melebihi normal. Biguanides menghambat
proses ini, sehingga kebutuhan insulin untuk mengangkut glukosa dari darah
masuk ke sel berkurang, dan glukosa darah menjadi turun.
Karena cara kerja yang demikian, obat ini jarang sekali
menyebabkan hipoglikemia.
Satu-satunya biguanides yang beredar
di pasaran adalah Metformin, contohnya Glucophage, masih ada lagi produk lokal
misalnya Diabex, Glumin, Glucotika, Formell, Eraphage, Gludepatic, dan Zumamet.
Ada satu keuntungan obat ini adalah
tidak menaikkan berat badan, jadi sering diresepkan pada diabetes tipe 2 yang
gemuk. Obat ini juga sedikit menurunkan kolesterol dan trigliserida.
Obat ini biasanya diminum dua sampai
tiga kali sehari sesudah makan. Ada kemasan Glucophage XR yang bekerja 24 jam,
diminum sekali sehari.
·
Gliquidone
·
Gliclazide
·
Glipizide
·
Glimepiride.
Efek Samping
Metformin biasanya jarang memberikan
efek samping. Tetapi pada beberapa orang bisa timbul keluhan terutama pada
saluran cerna, misalnya :
·
Gangguan
pengecapan
·
Nafsu
makan menurun
·
Mual,
muntah
·
Kembung,
sebah, atau nyeri perut
·
Banyak
gas di perut, atau diare
·
Pada
beberapa penderita, dilaporkan bisa menimbulkan ruam atau bintik-bintik di
kulit.
Efek samping di atas
biasanya timbul pada beberapa minggu pertama penggunaan obat, yang akan
berangsur berkurang. Untuk menghindari efek samping ini, dianjurkan minum obat
bersama atau sesudah makan, dan dimulai dari dosis kecil yang kemudian dosis
ditingkatkan.
Bila dikombinasikan
dengan obat lain, misalnya sulfonylurea, meglitinide, atau insulin, obat
metformin bisa menimbulkan hipoglikemia.
Yang Harus
Diperhatikan :
Hati-hati jangan minum alkohol, bila alkohol dan metformin
diminum bersama, bisa terjadi penimbunan obat dalam tubuh dan timbul lactic
acidosis, keadaan ini bisa berbahaya, dengan keluhan sebagai berikut:
·
Rasa
capai
·
Nyeri
otot
·
Sukar
bernafas
·
Nyeri
perut
·
Pusing,
mengantuk, sampai gangguan kesadaran.
Keluhan perut akibat
obat metformin bisa diatasi dengan obat simetidin atau obat perut lain untuk
mengatasi keluhan mual, muntah, kembung, dan diare.
Bila terjadi lactic acidosis (meskipun jarang), harus menghentikan obat metformin, dan dokter perlu memberi suntikan iv dye (obat kontras yang biasanya digunakan untuk pemeriksaan radiologi).
Bila terjadi lactic acidosis (meskipun jarang), harus menghentikan obat metformin, dan dokter perlu memberi suntikan iv dye (obat kontras yang biasanya digunakan untuk pemeriksaan radiologi).
3. ALPHA-GLUCOSIDASE INHIBITORS
Obat golongan ini
bekerja di usus, menghambat enzim di saluran cerna, sehingga pemecahan
karbohidrat menjadi glukosa atau pencernaan karbohidrat di usus menjadi
berkurang. Hasil akhir dari pemakaian obat ini adalah penyerapan glukosa ke
darah menjadi lambat, dan glukosa darah sesudah makan tidak cepat naik.
Termasuk obat golongan
ini kita kenal dengan Acarbose dan Miglitol. Acarbose ada di pasaran dengan
nama Glucobay, dalam kemasan 50 mg dan 100 mg, yang diminum bersamaan dengan
makanan, ditujukan terutama untuk mengatasi kenaikan glukosa darah sesudah
makan.
Efek Samping :
Obat ini umumnya aman dan efektif,
namun ada efek samping yang kadang mengganggu, yaitu perut kembung, terasa
banyak gas, banyak kentut, bahkan diare. Keluhan ini biasanya timbul pada awal
pemakaian obat, yang kemudian berangsur bisa berkurang.
Bila diminum bersama dengan suntikan
insulin atau tablet sulfonylurea, kadang bisa menyebabkan hipoglikemia. Apabila
efek samping ini terjadi, maka dianjurkan minum susu atau suntik glukosa,
karena makanan gula atau buah manis akan dihambat penyerapannya oleh acarbose.
Yang Harus Diperhatikan
Karena kerap timbul keluhan perut,
maka acarbose jangan diberikan pada keadaan sebagai berikut :
·
Irritable
bowel syndrome
·
Radang
usus kronis, ulcerative colitis atau Crohn’s disease
·
Gangguan
penyerapan usus yang kronis, chronic malabsorption disorder.
Dosis yang tinggi dari
acarbose dapat menggangu fungsi hati, tetapi bila dosis obat diturunkan atau
dihentikan maka hati akan pulih (reversible).
4. MEGLITINIDES
Obat ini secara susunan kimiawi berbeda dengan sulfonylurea,
namun cara kerjanya sama. Obat ini menyebabkan pelepasan insulin dari pankreas
secara cepat dan dalam waktu singkat. Sehubungan dengan sifat cepat dan singkat
ini, maka obat ini harus diminum bersama dengan makanan. Termasuk golongan obat
ini adalah Repaglinide (Novonorm) dan Nateglinide (Starlix). Efek Samping
Meskipun sama seperti sulfonylurea, efek samping hipoglikemia boleh dikatakan
jarang terjadi, hal ini disebabkan oleh efek rangsangan pelepasan insulin hanya
terjadi pada saat glukosa darah tinggi. Yang Harus Diperhatikan Seperti halnya
dengan sulfonylurea, hati-hati bila minum alkohol atau efek interaksi dengan
obat lain.
5. THIAZOLIDINEDIONES
Obat ini baik bagi penderita diabetes
tipe 2 dengan resistensi insulin, karena bekerja dengan merangsang jaringan
tubuh menjadi lebih sensitif terhadap insulin, sehingga insulin bisa bekerja
dengan lebih baik, glukosa darahpun akan lebih banyak diangkut masuk ke dalam
sel, dan kadar glukosa darah akan turun.
Selain itu, obat thiazolidinediones
juga menjaga hati agar tidak banyak memproduksi glukosa. Efek menguntungkan
lainnya adalah obat ini bisa menurunkan trigliserida darah.
Termasuk kelompok obat ini adalah Pioglitazone (Actos) dan Rosiglitazone (Avandia). Dulu ada Troglitazone (Rezulin), yang ditemukan pada tahun 1997, namun beberapa tahun yang lalu telah ditarik dan dilarang beredar, karena menimbulkan kerusakan hati.
Termasuk kelompok obat ini adalah Pioglitazone (Actos) dan Rosiglitazone (Avandia). Dulu ada Troglitazone (Rezulin), yang ditemukan pada tahun 1997, namun beberapa tahun yang lalu telah ditarik dan dilarang beredar, karena menimbulkan kerusakan hati.
Efek Samping
Beberapa efek merugikan yang mungkin
timbul adalah bengkak, berat badan naik, dan rasa capai. Efek serius yang
jarang terjadi adalah gangguan hati, sehingga pada pemakaian pioglitazone atau
rosiglitazone, perlu pemeriksaan faal hati terutama pada tahun pertama
pemakaian obat. Keluhan gangguan hati yang mungkin terjadi antara lain:
·
Mual
dan muntah
·
Nyeri
perut
·
Rasa
capai
·
Nafsu
makan turun
·
Warna
urin kuning tua
·
Warna
kulit kuning
Yang Harus
Diperhatikan
Obat ini baik sekali diserap bila
diminum bersama dengan makanan, dan tidak menyebabkan hipoglikemia. Akan tetapi
bila dikombinasikan dengan sulfonylurea atau insulin, maka mungkin bisa
menyebabkan hipoglikemia.
KOMBINASI
OBAT
Obat anti diabetes oral bisa
dikombinasikan satu dengan kelompok yang lain, atau kadang perlu dikombinasikan
dengan insulin. Tujuan kombinasi ini adalah agar efek obat lebih optimal dalam
mengontrol glukosa darah.
Apabila dua obat kombinasi masih
belum berhasil baik, dokter bahkan boleh meresepkan tiga jenis obat sekaligus,
karena cara kerjanya bisa bersama saling menguntungkan untuk menurunkan
glukosa.
1) Sulfonylurea dan Metformin
Golongan sulfonylurea
paling banyak atau paling sering dikombinasikan dengan obat anti diabetes
kelompok lain, karena efek kombinasi bisa memperbaiki dan menambah kerja
insulin.
Kombinasi sulfonylurea
dan metformin lebih baik daripada bila kedua obat dipakai secara terpisah
sendiri. Metformin bahkan baik karena tidak menaikkan berat badan bahkan kadang
menurunkannya.
Efek samping kombinasi
ini adalah gangguan perut seperti mual atau diare, kadang bisa menimbulkan
hipoglikemia.
Kini telah dipasarkan
kombinasi dua kelompok obat ini, contohnya adalah tablet Glucovance, yang
tersedia dalam tiga kemasan, yaitu mengandung metformin/glibenclamide 500 mg/5
mg, 500 mg/2.5 mg, dan 250 mg/1.25 mg.
Dalam waktu dekat akan
beredar pula kombinasi glimepiride dan metformin dalam satu tablet.
2) Sulfonylurea dan Alpha-Glucosidase
Inhibitor
Pada kasus dimana
glukosa darah meningkat banyak pada 2 jam sesudah makan, maka pemakaian
sulfonylurea yang dikombinasikan dengan acarbose akan lebih berhasil baik.
Efek samping yang bisa terjadi
adalah kram perut, banyak gas atau diare. Kadang juga bisa timbul hipoglikemia.
3) Sulfonylurea dan Thiazolidinediones
Bila penggunaan
sulfonylurea sudah maksimal dan masih belum berhasil baik, mungkin penyebabnya
adalah resistensi insulin karena kegemukan, bisa dicoba kombinasi baru ini
dengan menambahkan thiazolidinediones. Sulfonylurea akan merangsang produksi
insulin sedangkan thiazolidinediones memperbaiki kerja insulin.
4) Metformin dan Alpha-Glucosidase
Inhibitor
Penambahan acarbose
atau miglitol pada metformin adalah lebih baik dalam menurunkan glukosa darah
daripada pemakaian metformin secara tunggal.
Efek samping adalah bisa menimbulkan keluhan pada perut.
Efek samping adalah bisa menimbulkan keluhan pada perut.
5) Metformin dan Thiazolidinediones
Telah diakui efek menguntungkan dari
kombinsai pioglitazone atau rosiglitazone dengan metformin.
Sekarang sudah beredar
di pasaran satu obat yang berisikan kombinasi dua kelompok obat tersebut di
atas, yaitu rosiglitazone (avandia) dengan metformin dalam bentuk Avandamet,
dan pioglitazone (actos) dengan metformin dalam satu tablet Actos-met.
That's look into you ought to special groundwork ahead of when authoring. Shall be likely that will even more alluring blog post through this industry. Buy Humalog insulin
ReplyDelete