Monday, April 8, 2013

askep klimakterium

1.      PENGERTIAN
Klimakterium merupakan peralihan masa reproduksi dan semium dimulai dari 6 tahun sebelum menopause berakhir 6-7 tahun setelah menopause. (Sarwono, 2007). Sedangkan menurut Chris Dolken (2008), klimakterium merupakan suatu periode dimana terjadi penurunan aktivitas ovarium yang pada akhirnya berhenti. Klimakterium adalah proses penuaan dari seorang wanita dari masa reproduktif ke masa nonreproduktif.
            Jadi, dapat disimpulkan bahwa klimakterium merupakan suatu proses penuaan yang dialami oleh wanita yang ditandai dengan penurunan aktivitas ovarium pada saat 6 tahun sebelum menopause sampai 6-7 tahun setelah menopause.
Klimakterium terbagi menjadi 3 fase:
·         Premenopause
Fase pertama klimakterim dimana terjadi penurunan fertilitas dan menstruasi tidak teratur. Terjadi 4-5 tahun sebelum menopause.
·         Menopause
Fase dimana mennstruasi berhenti
·         Postmenopause
Fase 3-5 tahun setelah menopause. Ditandai dengan gejala vagina atrophy dan osteoporosis yang dapt berkembang.


2.      ETIOLOGI
·         Terjadi perubahan dan penurunan fungsi pada ovarium, seperti sklerosis pembuluh darah
·         Berkurangnya jumlah folikel dan menurunnya sintesis steroid seks
·         Penurunan sekresi estrogen dan progesteron
·         Gangguan umpan balik pada hipofisis











3.      PATOFISIOLOGI





Rounded Rectangle: Perubahan anatomis
ovarium



 










Rounded Rectangle: Klimakterium
(premnopause, menopause, postmenopause)





 








Rounded Rectangle: Produksi gonadtropin ↑
FSH & LH (↑)
            mengakibatkan
                                                               


 
Rounded Rectangle: Siklus haid terganggu                                                                                                                         



 




4.      MANIFESTASI KLINIS
Gejala umum dari menopause :
·        Ketidakteraturan siklus haid
·         Hot flushes (panas pada kulit)
Rasa panas pad kulit diakibatkan penurunan hormon estrogen sehingga pembuluh darah membesar, serta gangguan umpan balik pada hipotalamus. Munculnya hot flashes ini sering diawali pada daerah dada, leher atau wajah, dan menjalar ke beberapa daerah tubuh yang lain.
·         Berdebar-debar, karena terjadi peningkatan denyut jantung
·         Sakit kepala
·         Tangan dan kaki terasa dingin
·         Vertigo
·         Cemas
·         Gelisah
·         Insomnia
Insomnia sering terjadi pada waktu menopause, tetapi hal ini mungkin ada kaitannya dengan rasa tegang akibat berkeringat malam hari, wajah memerah, dan perubahan yang lain.
·         Keringat waktu malam
·         Pelupa
·         Tidak dapat konsentrasi
·         Lelah
·         Penambahan berat badan
Gejala yang paling sering :
·         Ketidakstabilan vasomotor yang manifestasi sebagai : hot flushes, vertigo, keringat banyak, rasa kedinginan
·         Tanda yang khas : kulit menjadi merah dan hangat, terutama pada kepala dan leher

Perubahan fisiologis pada masa klimakterium :
·         Peningkatan denyut jantung
·         Vasodilatsi perifer
·         Meningkatnya temperatur kulit
·         Pelepasan LH sedikit-sedikit
·         Kulit genitalia serta dinding vagina dan uretra menipis dan kering, sehingga mudah terjadi iritasi, infeksi, dan dispareunia (rasa sakit saat melakukan hubungan seks)
Kekeringan vagina terjadi karena leher rahim sedikit sekali mensekresikan lendir. Penyebabnya adalah kekurangan estrogen yang menyebabkan liang vagina menjadi lebih tipis, lebih kering dan kurang elastis. Alat kelamin mulai mengerut, Liang senggama kering sehingga menimbulkan nyeri pada saat senggama, keputihan, rasa sakit pada saat kencing. Keadaan ini membuat hubungan seksual akan terasa sakit (dispareunia). Keadaan ini sering kali menimbulkan keluhan pada wanita bahwa frekuensi buang air kecilnya meningkat dan tidak dapat menahan kencing terutama pada saat batuk, bersin, tertawa atau orgasme.
·         Labia, klitoris, uterus, dan ovarium mengecil.
·         Elastisitas kulit berkurang
Estrogen berperan dalam menjaga elastisitas kulit, ketika menstruasi berhenti maka kulit akan terasa lebih tipis, kurang elastis terutama pada daerah sekitar wajah, leher dan lengan. Kulit di bagian bawah mata menjadi mengembung seperti kantong, dan lingkaran hitam dibagian ini menjadi lebih permanen dan jelas (Hurlock, 1992)
·         Osteoporosis
Rendahnya kadar estrogen merupakan penyebab proses osteoporosis (kerapuhan tulang). Osteoporosis merupakan penyakit kerangka yang paling umum dan merupakan persoalan bagi yang telah berumur (lansia), paling banyak menyerang wanita yang telah menopause. Menurunnya kadar estrogen akan diikuti dengan penurunan penyerapan kalsium yang terdapat dalam makanan. Kekurangan kalsium ini oleh tubuh diatasi dengan menyerap kembali kalsium yang terdapat dalam tulang, dan akibatnya tulang menjadi keropos dan rapuh. Serta terjadi penurunan massa tulang.
Gejala psikologis yang dapat terjadi :
·         Mudah Tersinggung
·         Ingatan Menurun (sering lupa)
·         Cemas
·         Stress
·         Depresi
·         Susah berkonsentrasi

5.      FAKTOR RESIKO
·         Genetik
Usia menarche (menstruasi pertama kali) mempengaruhi cepat lambatnya terjadi menopause. Semakin cepat seseorang menarche maka kemungkinan semakin cepat pula terjadi menopause. Begitu juga pada ibu yang banyak anak (sering melahirkan) akan lebih lambat dibandingkan ibu yang jumlah anaknya sedikit, karena sel telurnya akan disimpan selama masa kehamilan.
·         Nutrisi (kalsium, kolesterol, fosfat, dan vitamin)
·         Kadar hormon estrogen
·         Kebiasaan/ pola hidup (olahraga, kopi, alkohol, perokok)
·         Tingkat pendidikan dan status ekonomi
·         Pengangkatan kedua ovarium

6.      PENATALAKSANAAN
1.      Mengubah gaya/pola hidup
·         Mengkonsumsi makanan yang kaya akan kalsium.
·         Mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin seperti buah-buahan dan sayuran.
·         Mengurangi konsumsi kopi, teh, minuman soda, dan alkohol.
·         Menghindari merokok.

2.      Olahraga
Olahraga akan meningkatkan kebugaran dan kesehatan seseorang, biasanya ini juga membawa dampak positif, seperti :
a. Menguatkan tulang
b. Meningkatkan kebugaran
c. Menstabilkan berat badan
d. Mengurangi keluhan menopause
e. Mengurangi stress akibat menopause
Olahraga bagi wanita yang mengalami menopause tentu saja berbeda dengan wanita yang masih dalam usia reproduktif karena biasanya bebetapa organ tubuhnya sudah tidak berfungsi sempurna, selain itu bebeapa penyakit sudah dideritanya. Jadi tujuan olahraga bagi wanita menopause adalah selain menjaga kebugaran juga untuk mengurangi atau mengobati penyakit. Jenis-jenis olahraga yang bisa dilakukan untuk wanita usia menopause yaitu jalan cepat, senam, dan berenang. (Kasdu, 2002)
2.      Terapi penggantian hormon (HRT)
Penggantian estrogen tunggal bisa dikombinasikan. HRT dapat menurunkan atau menghilangkan rasa panas, dapat membantu pencegahan osteoporosis.
3.      Terapi komplementer : arklimakteriumterapi, yoga, homeopati
4.      Terapi sulih hormon (TSH)
Untuk mengurangi keluhan pada wanita dengan keluhan atau sindrklimakterium menopause dalam masa premenopause dan postmenopause. Selain itu, TSH juga berguna untuk menjaga berbagai keluhan yang muncul akibat menopause, seperti keluhan vasomotor, vagina yang kering, dan gangguan pada saluran kandung kemih. Penggunaan TSH juga dapat mencegah perkembangan penyakit akibat dari kehilangan hormon estrogen, seperti osteoporosis dan jantung koroner. Jadi, tujuan pemberian TSH adalah sebagai suatu usaha untuk mengganti hormon yang ada pada keadaan normal untuk mempertahankan kesehatan wanita yang bertambah tua. (Kasdu, 2002)
Hal yang dapat dilakukan untuk mencegah /mengatasi kejengkelan fisik :
a.      Untuk mengatasi gatal-gatal dan ras terbakar pada vulva : bicarakan dengan pemberi perawatan kesehatan untuk menyingkirkan abnormalitas dermatologis untuk mendapatkan resep krim pelumas/hormonal
b.      Untuk mencegah dispareunia (rasa sakit ketika berhubungan seksual) : gunakan lubrikan yang larut dalam air, seperti jelly K-Y, krim hromon atau foam kontrasepsi
c.       Memperbaiki otot tonus perineal dan kontrol kandung kemih dengan mempraktikkan latihan Kegel’s setiap hari : mengkontraksikan otot-otot perineal seperti ketika mnghentikan ketika berkemih, tahan 5-10 detik dan bebaskan.
d.      Untuk mencegah kekeringan kulit : gunakan krim dan lotion kulit
e.      Untuk mencegah osteoporosis : amati asupan kalsium dengan meminum suplemen kalsium dan susu yang dapt membantu untuk memperlambat proses osteoporosis
f.        Untuk mencegah infeksi saluran kemih : minum 6-8 gelas air setiap hari dan vitamin C(500 mg) sebagai cara untuk mengurangi infeksi saluran kemih yang berhubungan dengan atrofi uretra
g.      Aktivitas seksual yang sering dapat membantuuntuk mempertahankan elastisitas vagina ( Brunner & Suddarth, 2001)

7.      KOMPLIKASI
1.      Penyakit Jantung Koroner
Keluhan yang mempengaruhi fungsi jantung dan pembuluh darah meliputi : kulit terasa kering, keriput dan longgar dari ototnya oleh karena turunnya sirkulasi menuju kulit, badan terasa panas termasuk wajah, terjadi perubahan sirkulasi pada wajah yang dapat melebar ke tengkuk (hot flushes), mudah berdebar – debar terjadi tekanan darah tinggi yang berlanjut ke penyakit jantung koroner. (Manuaba, 1999)
Adanya hipertensi dan peningkatan kadar kolesterol menyebabkan meningkatkan faktor resiko terhadap terjadinya aterosklerosis. Khususnya mengenai sklerosis primer koroner dan infark miocard akan terjadi 1-2 kali lebih sering setelah kadar estrogen menurun.
2.      Masalah urogenital
-          Katidakmampuan mengendalikan buang air kecil (inkontinensia)
-          Infeksi saluran kemih
3.      Osteoporosis
Dengan turunnya kadar estrogen, maka proses osteoblast yang berfungsi membentuk tulang baru terhambat dan fungsi osteoclast merusak tulang meningkat. Akibat tulang tua diserap dan dirusak osteoclast tetapi tidak dibentuk tulang baru oleh osteoblast, sehingga tulang menjadi osteoporosis.
4.      Dimensia
Wanita pascamenopause biasanya kemampuan berfikir dan ingatnnya menurun hal ini merupakan pengaruh dari menurunnya hormon estrogen, dimana hormon estrogen ini dapat mempengaruhi kerja dari degenerasi sel – sel saraf dan sel – sel otak. ( Manuaba, 1999)



8.      ASUHAN KEPERAWATAN KLIMAKTERIUM
PENGKAJIAN
Pengkajian yang dilaksanakan pada pasien dengan gangguan masa klimakterium selain pengkajian secara umum juga dilakukan pengkajian khusus yang ada hubungannya dengan gangguan masa klimakterium yang meliputi :
1. Haid
a. Menarche
b. Lamanya
c. Banyaknya
d. Siklus
e. Dismenore
2. Riwayat penyakit keluarga
3. Riwayat obstetri
a. Kehamilan
b. Abortus
c. Pemakaian obat kontrasepsi
4. Riwayat perkawinan
5. Kebiasaan hidup sehari-hari
a. Istirahat (tidur)
b. Pola kegiatan
c. Diet
6. Penyakit yang pernah diderita

7. Pengetahuan pasien dan keluarga tentang masalah yang sedang dialami
8. Keluhan-keluhan yang sedang dialami

DIAGNOSA, INTERVENSI, DAN RASIONAL
1.      Disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan struktur/fungsi seksual
Tujuan : Klien mengungkapkan disfungsi seksual teratasi setelah diberi tindakan keperawatan
Dengan kriteria hasil : Nyeri berkurang/hilang saat berhubungan
Intervensi
Rasional
Ciptakan lingkungan saling percaya dan beri kesempatan kepada klien untuk menggambarkan masalahnya dalam kata-kata sendiri.
kebanyakan klien kesulitan untuk berbicara tentang subjek sensitive, tapi dengan terciptanya rasa saling percaya dapat menentukan/mengetahui apa yang dirasakan pasien yang menjadi kebutuhannya.
Beri informasi tentang kondisi individu
informasi akan membantu klien memahami situasinya sendiri
Anjurkan klien untuk berbagi pikiran/masalah dengan pasangan/orang dekat.
komunikasi terbuka dapat mengidentifikasi area penyesuaian atau masalah dan meningkatkan diskusi dan resolusi.
Diskusikan dengan klien tentang penggunaan cara/teknik khusus saat berhubungan (misalnya: penggunaan minyak vagina)

mengurangi kekeringan vagina yang dapat menimbulkan rasa sakit dan iritasi, sehingga meningkatkan kenyamanan dalam berhubungan.

Kolaborasi dengan dokter.
Beri obat sesuai indikasi
Estrogen pengganti
memulihkan atrofi genetalia, kekeringan vagina, uretra
2.      Gangguan pola tidur berhubungan dengan hot flash
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada klien, pola tidur klien normal. Dengan kriteria hasil : - Klien tidak sering terbangun saat tidur
-   Palpebra tidak hitam
Intervensi
Rasional
Mandiri :
Anjurkan klien untuk memakai pakaian yang menyerap keringat

Pakaian yang menyerap keringat mengurangi ketidaknyamanan akibat keringat berlebih
Anjurkan klien untuk menghindari makanan berbumbu, pedas, dan goreng-gorengan, alkohol
Mengurangi rasa tidak nyaman
Anjurkan klien untuk menghindari beraktivitas di cuaca yang panas
Menghindari trigger yang mencetuskan hot flash

Anjurkan klien untuk mencuci muka saat hot flashes terjadi

Mengurangi rasa panas dan keringat berlebih
Kolaborasi :
Pemberian estrogen

Penambahan kadar hormon
3.      Kecemasan berhubungan dengan stres psikologis, perjalanan proses penyakit
Tujuan :  Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada klien, cemas berkurang atau hilang
Dengan kriteria hasil:
-            Klien merasa rileks
-            Klien dapat menerima dirinya apa adanya
Intervensi
Rasional
Kaji tingkat ketakutan dengan cara pendekatan dan bina hubungan saling percaya
Hubungan saling percaya mempermudah klien dalam megungkapkan perasaannya
Pertahankan lingkungan yang tenang dan aman serta menjauhkan benda-benda berbahaya
Lingkungan yang nyaman dan aman dapat mencegah terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
Libatkan klien dan keluarga dalam prosedur pelaksanaan dan perawatan
Klien dan keluarga harus dijadikan sebagai subjek, jangan dijadikan sebagi objek

Ajarkan penggunaan relaksasi

Teknik relaksasi dapat menurunkan tingkat kecemasan
Beritahu tentang penyakit klien dan tindakan yang akan dilakukan secara sederhana.
Membantu klien dalam kegiatan mandiri
4.      Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
Tujuan:  klien mengungkapkan pengetahuannya bertambah dengan kriteria:
-        Klien tahu penyebab keadaan saat ini
-        Klien dapat menyesuaikan diri dengan keadaannya
-        Klien tidak bertanya-tanya tentang keadaannya
-        Klien tampak ceria
Intervensi
Rasional
Kaji tingkat pengetahuan klien tentang keadaannya

menentukan sampai di mana tentang pengetahuan klien tentang keadaannya/proses menopause
Beri penjelasan tentang proses menopause, penyebab, gejala menopause.
memberi pengetahuan pada klien tentang menopause

Beri penjelasan pada klien tentang proses pengobatan.
terapi pengganti estrogen tidak mengembalikan siklus haid normal tapi dapat menurunkan/ menghilangkan gejala penyebab dari menopause seperti: memulihkan atrofi genetalia dan perubahan dinding uretra, menghilangkan hot flushes, dll. Terapi progesterone dan estrogen diberi secara siklik untuk meniru siklus endometrium.
Diskusikan tentang perlunya pengaturan/diet makanan, penggunaan suplemen.
meningkatkan kesehatan dan mencegah osteoporosis



EVALUASI
Menurut Doenges (1999), setelah dilakukan implementasi keperawatan maka evaluasi yang di harapkan untuk pasien dengan klimakterium si antaranya sebagai berikut :
-          Pasien melaporkan perubahan dalam pola tidur/istirahat
-          Pasien mengungkapkan peningkatan rasa sejahtera atau segar
-          Pasien mamapu mempertahankan orientasi realita sehari – hari
-          Pasien mampu mengenali perubahan pola pemikiran dan tingkah laku
-          Pasien menyatakan nyeri berkurang/terkontrol
-          Pasien tampak rileks
-          Pasien mampu melakukan aktivitas
-          Pasien menyatakan masalah dan menunjukkan pemecahan masalah yang sehat
-          Pasien menyatakan penerimaan diri pada situasi dan adaptasi terhadap perubahan pada citra tubuh
-          Pasien menyatakan pemahaman perubahan fungsi seksual
-          Pasien mampu mendiskusikan masalah tentang hasrat seksual pasangan dengan orang terdekat
-          Pasien mampu mengidentifikasi kepuasan seksual yang diterima















DAFTAR PUSTAKA
Baziad, Ali. 2003. Menopause dan Andropause. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Pramihardjo
Brunner & Suddarth.2001.  Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC
Cris Brooker. 2008. Ensiklopedia Keperawatan. Jakarta : EGC
Doenges, E, Marilyn. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : EGC.
Kasdu, Dini. 2002. Kiat Sehat dan Bahagia di Usia Menopause. Jakarta : Puspa Swara
Mansjoer, Arief. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Jakarta: Media Aesculapius Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia
Manuaba, Ida Bagus Gde. 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : Arcan
Price, A. Silvia. 1995. Patofisiologi. Jakarta : EGC
Rebecca Fox-Spencer. 2007. Simple Guide Menopause. Jakarta : Erlangga

















No comments:

Post a Comment